Selasa, 27 Januari 2009

Bersyukur Menjadi Perawat

Oleh : dedi_hasan@yahoo.com

Bagi sebagian masyarakat Indonesia “Profesi Keperawatan” bukanlah merupakan profesi yang membanggakan, dapat dikatakan kurang diminati. Menjadi Perawat bukan prioritas pilihan hidup, Mungkin kita masih ingat dengan iklan populer yang selalu di tayangkan di media TV menceritakan angan anak-anak yang mengatakan “aku ingin jadi Dokter, aku ingin jadi Pilot atau aku ingin jadi Insinyur” namun tidak ada pernyataan aku ingin jadi Perawat.
Sebenarnya tidak perlu Kita bertanya kepada orang lain mengapa mereka enggan dan tidak menjadikan profesi Keperawatan sebagai prioritas pilihan hidup, alangkah bijaknya apabila kita bertanya kepada diri sendiri. Ketika baru saja lulus dari sekolah menengah lanjutan atas, apakah pilihan memasuki akademi Keperawatan telah menjadi prioritas pertama kita??? Mungkin hanya berapa persen saja yang punya pilihan seperti itu, akan tetapi kebanyakan teman –teman kita termasuk saya sendiri merupakan pilihan kedua, ketiga, pilihan orang tua atau bahkan pilihan terakhir karena sudah tidak keterima kemana-mana.
Ada real anekdot yang cukup menggelikan, kenapa saya sebut “real anekdot” karena benar-benar ceita ini terjadi. Teman saya dipaksa orang tuanya untuk kuliah di Akademi Keperawatan, dengan alasan mengikuti jejak kakanya yang telah lama lulus di Akper dan hidupnya sudah berhasil sejahtera jadi Mantri di kampungnya sendiri. Akan tetapi teman saya ini tidak mau dan tidak berminat untuk jadi Perawat dan Dia lebih suka ke Tekhnik sipil ITB, celakanya jadwal ujian di Akper lebih dulu daripada di UMPTN.
Dari perdebatan yang panjang dan sengit sekali antara orang tua dan anak, dimana masing–masing menginginkan pendapat mereka diikuti. Pada akhirnya teman saya ini mengikuti arahan orang tuanya dengan satu syarat Dia di perbolehkan mengikuti UMPTN juga. Kebetulan waktu ujian Akper lebih awal dari UMPTN, sehingga beliau mengikuti ujian AKPER yang kemudian diikuti juga dengan mengikuti ujian UMPTN. Persaingan di Akper berselisih 1:10 dimana dari 400 orang pendaftar dan yang diterima 40 orang, Hal tersebut terbilang cukup ketat dikarenakan Akper negeri. Sementara itu di UMPTN 1:25 jauh lebih sulit.
Dilihat dari angka persaingan diatas, tentunya sedikit kita bisa menduga bahwa peluangnya masuk Akper lebih besar dibandingkan lulus test UMPTN nya. Namun justru Teman saya lulus UMPTN sedangkan ujian Akper Dia gagal lulus, belakangan diketahui bahwa teman saya ini bercerita ternyata beliau menjawab soal-soal pada waktu ujian di Akper itu sengaja memilih jawaban yang salah. Konsentrasinya hanya berfokus pada UMPTN, sehingga dia benar-benar menggunakan kemampuanya untuk menjawab soal–soal dengan tepat.
Dari anekdot nyata tersebut Kita bisa mengambil pelajaran, ternyata pilihan menjadi profesi Keperawatan sebagian besar bagi masyarakat indonesia adalah bukan merupakan pilihan hidup atau bukan pilihan yang diminati.
Pertanyaan mendasar yang terbersit adalah mengapa pilihan untuk menjalankan profesi Keperawatan bukan sesuatu yang membanggakan/bukan profesi yang diminati ??? atau dengan kata lain kenapa kebanyakan orang lebih memilih profesi lainya ketimbang profesi keperawatan??? Ini merupakan sesuatu yang perlu kita cermati dan analisa kalau bisa memberikan solusinya karena bagaimana pun kita yang telah menjadi dan menekuni insane keperawatan mempunyai sedikit banyak tanggung jawab untuk mencarikan solusi sehingga menjadikan profesi ini maju dan berkembang seperti profesi-profesi lainya.
Menurut hemat saya, paling tidak ada beberapa alasan kenapa orang merasa enggan memasuki dunia profesi keperawatan antara lain adalah :

Tingkat kesejahteraan yang relative rendah, bahkan kalau boleh dibilang sangat rendah, seperti kita ketahui teman-teman sejawat kita yang banyak bekerja di rumah sakit dan pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat di daerah-daerah mereka hanya berpendapatan yang relative minim, dan bagi perawat yang mendapatkan pekerjaan sebagai “Perawat bantu” mereka mendapatkan gaji yang sangat-sangat minim atau tidak layak sama sekali.

Jenis pekerjaan yang relative berat jika dibanding dengan profesi-profesi lainya, selain kebanyakan jadwal kerja yang di shift dan aktivitas yang selalu dihadapkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini memerlukan tingkat kesabaran dan ketelitian lebih, dimana yang kita sevis adalah manusia, unik dan bersifat komprehensif.

Tingkat penghargaan dari masyarakat secara umum belum begitu tinggi berbeda dengan di Negara-negara maju lainya dimana masyarakat umum sangat menghargai dan menghormati sekali dengan profesik eperawatan ini, dan saya kira ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi insane keperawatan untuk membuktikan bahwa profesi ini bernilai tinggi dan sejajar dengan profesi-profesi lainya.


Terlepas dari cerita diatas dan opini yang berkembang di masyarakat Indonesia tentang profesi Keperawatan, barangkali ada sesuatu yang perlu kita cermati dan resapi secara mendalam terutama tentang keberadaan kita di negeri Kuwait ini sebagai insan keperawatan indonesia yang mana harus diakui senang ataupun tidak, ternyata kita sangat-sangat menikmati profesi keperwatan dan bekerja disini, paling tidak banyak sesuatu yang telah kita dapatkan karena kita bekerja disini, perantaranya karena kita sebagai perawat.
Cobalah kita sedikit renungkan, gaji yang didapat disini jauh lebih besar dari teman-teman sejawat yang bekerja di negera kita dengan tingkat level pendidikan yang sama, atau bahkan lebih tinggi. Kemudahan untuk menjalankan Ibadah haji dan Umrah bagi saudara kita yang muslim, dengan biaya relative murah dan usia kita yang masih muda-muda, adakah teman kita yang sudah menjalankan ibadah haji disana?
Sedikit banyak kita telah berperan membantu mengubah tingkat pendidikan, kesejahteraan keluarga, saudara, bahkan teman dan handai taulan kita. Banyak sekali teman-teman kita disini yang menjadi tulang punggung keluarganya, membiayai pendidikan adik-adiknya, memberikan modal untuk bisnis-bisnis saudaranya, membantu tetangganya yang kesempitan ekonomi, bahkan sebagian teman kita telah mampu menciptakan lapangan kerja dengan berhasil mendirikan UKM –UKM.bukankah ini sesuatu yang harus kita syukuri…!
Dan yang paling merenyuh hati, ketika pulang cuti (annual leave) tersirat di wajah orang tua kita, rasa bangga atas anaknya yang telah mandiri bahkan mampu membantu sesamanya.
Tidakkah kita mensyukurinya..!!! wallahu’alam bishowab.

From : http://de-badroe.blog.friendster.com/2008/12/bersyukur-menjadi-perawat/

Rabu, 21 Januari 2009

Laboratorium




Lab. Anak


Lab. Komunitas


Lab Jiwa

Lab. Maternitas

Lab. Medical / Surgical



Gudang



Selasa, 20 Januari 2009

FASILITAS PENUNJANG LAIN



Gedung Pertemuan / Aula Sangat Memadai (Kapasitas 400 orang)

Perpustakaan

Laboratorium Komputer
Ruang IKM (Ikatan Keluarga Mahasiswa)


Koperasi

Kantin

Selamat dan Sukses Wisuda Angkatan VII

Wisuda mahasiswa Akper "Hutama Abdi Husada" Pemkab Tulungagung Angkatan VII pada tanggal 8 Oktober 2008 di Tulungagung
Wisudawan Wisudawati Angkatan VII
AKADEMI KEPERAWATAN "HUTAMA ABDI HUSADA"
Pemkab Tulungagung



Karyawan dan Staf Pengajar

Bersama Bpk Ir. H. Heru Tjahjono, MM Bupati Tulungagung


Wisudawan - Wisudawati terbaik



Anggota paduan suara

Minggu, 18 Januari 2009

Staf Pengajar

DOSEN TETAP

Ketjuk Herminaju, SST, S.Pd, MM
H. Yitno, Skp, MPd
Soeratno, S.Pd, M. Kes
Nurhidayati, SST, MM
Suharti, SST, MM
Farida, SKM, M.Kep
Sri Agustiana, S.Kep, Ners
Lasman, S.Kep, Ners
Suciati, S.Kep, Ners
Hadi Santoso, SST, MM
Suharyoto, SKM
Anis Safaroh, SST
Leny Indrawati, S.Pd, Skep, Ners
H. Sukanto, S.Pd, S.Kep, Ners
Karminah, AMK, S.Pd
Eny Masruroh, S.Pd, S.Kep, Ners
Biedasari W. Chandra, S.Kep, Ners
Siti Nurhasanah, S.Kep, Ners
Kukuh Heru Subagyo, S.Kep, Ners
Nonik Widhaningsih, S.Kep, Ners



DOSEN TIDAK TETAP

Dr. Yakobus, Sp.S
Dr. Kusbandono, Sp.KK
Dr. Ida Manurung, Sp.THT
Dr. Kasil Rohmat
Dr. Indra Herudin
Dr. Wahyudi
Drg. Herlina Sutanto
Dr. Tutit Lazuardi, Sp.OG
Dr. Yulita
Dr. Dwi Ariyani
Dr. Puguh Santoso
Dr. Anik Suryani
Dr. Agus Budi Santoso
Drs. Fauzi
Drs. Widyo Soelaksono
Drs. Edy Mulyono
Drs. Supriyadi
Dr. Bambang Sudjatmiko
Mintamah, SKM
Drs. Bintoro, Apt
Moh. Arfan, SST
Sudjito, AMAK, Ssi
Siti Alfiah, SPd
Dra. Hartini

Jumat, 09 Januari 2009

Profil Akper "HUTAMA ABDI HUSADA" Pemkab Tulungagung

AKADEMI KEPERAWATAN "HUTAMA ABDI HUSADA"
Pemkab Tulungagung


Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional telah digariskan dan dituangkan da;am Sistem Kesehatan Nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal


Derajat kesehatan optimal yang dapat dicapai dengan peningkatan mutu lingkungan, perubahan tingkah laku masyarakat, serta pelayanan kesehatan yang merata, menyeluruh dan terpadu.


Tenaga Perawat yang Profesional dan Potensial, untuk meningkatkan derajat kesehatan yang ada di Indonesia masih jauh dari harapan baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas, rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah tenaga perawat yang ada di masyarakat masih jauh dari ideal.


Pemerintah di masa depan juga telah mencanangkan peningkatan jumlah tenaga perawat yang diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ribuan tenaga perawat masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Visi :
Menghasilkan tenaga perawat profesiaonal dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan dalam menuju Indonesia sehat 2010 dan siap “go international”

Misi :
1. Meningkatkan mutu lulusan
2. Meningkatkan mutu institusi.
3. Meningkatkan kemitraan dan kemandirian institusi.

Motto :
'Belajar disiplin' untuk membentuk kepribadian.
'Disiplin belajar' untuk mencapai cita - cita

Tujuan Pendidikan

Menghasilkan Lulusan Ahli Madya Keperawatan sebagai Perawat Profesional Pemula yang memiliki pengetahuan, kemampuan untuk melaksanakan peran dan fungsi perawat, melaksanakan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat d\pada ruang lingkup tanggung jawabnya serta mempertahankan mutu pendidikan pada taraf yang tinggi.

Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi yang disahkan oleh Pusdiknakue tahun 2006